mengartikan kehidupan
tak cukup dengan menuntaskan keputusan.
mungkin kau belum paham,
kawin itu tak semudah
menyanyikan lagu kesedihan.
karena di dalamnya
kita harus belajar sujud di bawah ranjang
kadang kau harus menangis
dan berani melihat gelap
beginilah!
kau akan tahu betapa sulit
melukis pada warna hitam
di lipatan ruang kehilangan.
jangan pula kau jadikan pikiran
lantaran tenggelam
dalam gelombang kebingungan.
nanti dengan sendirinya
kau akan pandai melukis
kesungguhan hidup yang selalu
berkerut dalam otakmu.
jangan memaksa gelombang
jatuh di keningmu.
karena waktu akan pudar
namun pasti sampai
hingga kau usai menahan kecemasan.
biarkan sayap-sayap itu
tumbuh di pundakmu.
dia akan mengantarmu
menuju pelaminan abadi.
dan kau akan memilih jadi burung,
terbang diantara kalimat-kalimat angin
menghantam sebuah episode
sebagai sejarah penuh warna-warni.
-sampai pencarianmu kau catat dalam tangisan-
Madura, 2006
Filed under: Sajak