Anak Agung Pandji Tisna (11 Februari 1908 – 2 Juni 1978) termasuk tokoh yang dikritik dalam Bali Berjuangnya Nyoman S Pendit karena cenderung memihak pada Belanda, tapi puteranya ( Dr AAM Udayana alm ) dalam salah satu bukunya menyatakan bahwa Sang Ayahanda diam diam melindungi para pemuda yang bersembunyi di Puri Agung Buleleng saat saat diincar Belanda.
Nah disini ada dua fakta yang tampaknya berseberangan. Untuk juga diketahuai ternyata Anak Agung Panji Tisna adalah sahabat dekat dan akrab dari Dr Soetomo itu Pahlawan Nasional, yang pernah datang mengunjungi Panji Tisna saat liburan di sekolah STOVIA dahulu, dan Mr Anak Agung Gde Agung adalah sahabat surat menyurat Drs Moh Hatta .
Tentu semua fakta ini tidak serta merta bisa menisbahkan kepahlawanan atau kepenghianatan seseorang, tinggal bagaimana kita dengan fikiran yang jernih berusaha mengungkapkan fakta fakta yang masih tertimbun. Para pejuang atau roh para pejuang akan berteriak gemuruh menjerit jika misalnya nanti pada akhir abad ini karena ketidak jelasan sejarah ada tokoh tokoh tertentu semisal Mr Anak Agung Gde Agung tiba-tiba diangkat menjadi pahlawan nasional oleh generasi yang akan datang yang kurang memahami sejarah leluhurnya.
—————–
Karya-karya:
1. Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1975)
2. Sukreni Gadis Bali (1965)
3. I Swasta Setahun di Bedahulu (1966)
Filed under: Profil Sastrawan
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.